Saturday, August 4, 2007
BERJUANG SENDIRIAN...BETULKAH??
BERJUANG SENDIRIAN...BETULKAH??
Uzlah
Erti Uzlah secara istilah iaitu mengutamakan hidup menyendiri daripada hidup berjamaah. Orang yang beruzlah merasa cukup mengamalkan ajaran Islam untuk dirinya sendiri, tanpa mempedulikan kondisi orang lain. Atau dia menjalankan ajaran Islam dan berjuang menegakkan Islam di kalangan manusia, tetapi sendirian, tidak melakukan kontak dan saling menolong dengan pejuang Islam lainnya. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan uzlah diantaranya berhenti pada nas-nas Al-Qur'an dan hadits yang menganjurkan beruzlah dan mengabaikan nas-nas lain yang menganjurkan hidup berjamaah.
Rasulullah saw bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana sebaik-baik harta orang Islam adalah kambing. Dia menggembala di puncak-puncak bukit dan di tempat-tempat air hujan berkumpul (lembah) untuk menjaga agamanya dari bencana." (HR Bukhari)
Dalam suatu riwayat, seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, "Siapakah orang yang paling baik amalnya?" Rasulullah saw menjawab, "Orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah." "Kemudian siapa lagi?" tanya orang tersebut. "Orang yang mengasingkan diri ke puncak-puncak bukit untuk menyembah Tuhannya, supaya ia terhindar dari kejahatan." jawab Rasulullah saw. (HR Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, "Termasuk kehidupan yang terbaik adalah seseorang yang menyiapkan hidupnya untuk berjihad di jalan Allah. Dia segera melompat ke punggung kuda ketika mendengar trompet perang sambil menunggu komando. Dia segera memacu kudanya ke medan perang mencari kematian (syahid) yang didambakannya. Atau, seseorang yang hidup dengan seekor kambing yang digembalakannya di puncak-puncak bukit dan di lembah-lembah. Dengan hidup sederhana, dia menunaikan solat, membayar zakat, beribadah kepada Tuhan terus-menerus sampai dia meninggal dan tidak pernah merugikan umat manusia ... " (HR Muslim).
Sedangkan nas-nas yang menganjurkan hidup berjamaah diantaranya iaitu firman Allah swt, " ... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya." (QS al-Maidah: 2) "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh." (QS ash-Shaf: 4)
Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah hidup menyendiri. Kamu wajib berjamaah kerana setan bersama orang yang menyendiri. Setan menemaninya dari jauh. Barangsiapa menghendaki surga, dia harus selalu berjamaah." (HR Tirmidzi)
Orang yang hanya memperhatikan nas-nas yang menganjurkan beruzlah dan mengabaikan nas-nas yang menganjurkan hidup berjamaah dapat terkena penyakit beruzlah atau hidup menyendiri. Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang beruzlah karena ia melihat secara lahiriah perilaku kaum salaf yang lebih memilih hidup menyendiri daripada hidup berjamaah. Kaum salaf hidup beruzlah kerana belum mempunyai cara untuk melakukan perbaikan, sementara kaumnya masih tetap pada kekafirannya. Kerana takut terkena fitnah, dia pun menjauhkan diri dari masyarakat untuk sementara. Motivasi yang mendorong kaum salaf untuk hidup beruzlah adalah untuk memelihara tangan-tangan mereka agar tidak terjerumus dalam pertumpahan darah akibat konflik diantara para sahabat sendiri, yang tidak, yang tidak diketahui kelompok mana yang benar dan mana yang salah. Bila orang hanya melihat uzlah kaum salaf tanpa melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada waktu itu, maka akan muncul keinginan untuk beruzlah atau hidup menjauh dari jamaah muslimin, walaupun sebenarnya situasi dan kondisi tidak membolehkan dia beruzlah.
Menganggap hidup berjamaah akan menghilangkan kepribadian dapat menjadikan seseorang hidup beruzlah. Kepribadiannya akan lebur dalam jamaah. Yang tinggal pada dirinya hanyalah jiwa yang tidak berpendirian.Bila jamaahnya baik, berarti dia menjadi baik; jika jamaahnya buruk maka dia menjadi buruk pula. Dia lupa bahwa jalan Islam berada diantara hidup menyendiri dan berjamaah. Jalan Islam berdiri di atas ajakan kepada setiap muslim untuk hidup berjamaah dan setiap orang juga tetap dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dilakukan selama hidup di dunia. Allah berfirman, "Tiap-tiap diri bertanggung jawab terhadapapa yang diperbuatnya." (QS al-Muddatstsir: 38) "Dan takutlah kamu kepada suatu hari di mana seseorang tidak dapat menggantikan orang lain sedikitpun ... " (QS al-Baqarah: 123)
Rasulullah saw bersabda, "Wajib bagi seorang muslim untuk mengajak dengan syarat dan adab yang baik - kepada setiap orang untuk masuk ke dalam jamaah agar menjadi tinggi dan menjadi luhur kedudukan agama Allah." Ada yang bertanya, "Untuk siapa?" Rasulullah saw menjawab, "Untuk Allah, Kitab-Nya (Al-Qur'an), Rasul-Nya dan umat Islam semuanya." (HR Abu Dawud)
Riwayat lain menyebutkan, "Seorang mukmin merupakan cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat aib pada saudaranya, dia harus meluruskannya (memperbaikinya)." (HR Abu Dawud)
Seseorang yang memilih beruzlah (menyendiri) dapat pula disebabkan ia tidak mau menanggung beban yang akan muncul bila hidup berjamaah. Jama'ah memang terdiri dari banyak individu. Pengaturan urusan kehidupan mereka berlangsung dari dini hari hingga malam, bahkan terkadang tidak ada habisnya. Selain itu, biasanya kepentingan jamaah berbeda dengan kepentingan individu. Jika seseorang tidak sadar akan hal ini, dia akan terlibat total dalam jamaah, hingga dia menelantarkan ibadahnya, pendidikan anak-anaknya dan keluarganya. Akhirnya, hawa nafsu menguasai dirinya. Seiring dengan berjalannya waktu, dia akan merasa tidak kuat menangani urusan jamaahnya. Ketika itulah dia akan mencari jalan keluar dengan cara beruzlah.
Alasan seseorang beruzlah dapat pula disebabkan kerana dia merasa keburukan dan kerusakan sudah berleluasa dan melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim. Tanggung jawab sebagai seorang muslim adalah berusaha untuk meluruskannya dengan menggunakan metode, cara dan peralatan atau prasarana yang tepat. Janganlah seseorang beruzlah kecuali jika kerusakan dan keburukan tersebut sudah sangat parah di masyarakat. Bila sudah demikian, lebih baik dia beruzlah, jika dia takut terkena fitnah.
Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan orang yang mematuhi larangan Tuhan dari yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang mengadakan undian di atas kapal. Sebahagian mereka mendapat tempat di bahagian atas kapal dan sebahagian yang lain mendapat tempat di bawahnya. Orang-orang yang mendapat tempat di bawah, jika ingin mengambil air minum harus melalui orang yang berada di atas. Mereka yang berada di bawah kemudian berpikir untuk membuat sebuah lubang air agar tidak mengganggu mereka yang di atas. Jika kelompok yang di atas membiarkan maksud mereka yang berada di bawah, tentulah seluruh orang yang berada di atas kapal tersebut akan binasa. Sebaliknya, jika kelompok yang berada di atas melarang, maka selamatlah mereka semua." (HR Bukhari)
Kehidupan mengasingkan diri atau beruzlah mempunyai kesan yang membahayakan dan mempunyai akibat yang buruk. Kesan buruk tersebut diantaranya ketidaktahuan yang bersangkutan akan kepribadiannya sendiri. Hal ini kerana seseorang tidak mungkin mengetahui pribadinya sendiri dengan baik tanpa bantuan orang lain. Dia perlu orang lain untuk menilai pribadinya. Seseorang dapat mengetahui apakah dirinya termasuk orang yang egois ataukah mempunyai rasa kesetiakawanan yang tinggi apabila dia bergaul dengan orang lain. Contohnya, jika dia berjumpa dengan orang yang membutuhkan bantuannya, dia dapat melihat dirinya. Bila hatinya keras dan tidak mau memberikan bantuan, berarti dia egois. Sebaliknya, bila hatinya menjadi lunak dan memberikan bantuan, berarti dia mempunyai rasa kesetiakawanan yang tinggi. Begitu pula, seseorang tidak mungkin mengetahui apakah dirinya lemah lembut dan sabar ataukah kasar dan tergesa-gesa tanpa bergaul dengan orang lain. Jadi, sesungguhnya jalan agar seseorang dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya dan dapat berusaha memperbaiki kelemahannya tersebut adalah dengan hidup berjama'ah.
Rasulullah saw bersabda, "Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu kecacatan pada diri saudaranya, dia harus memperbaikinya." (HR Bukhari dan Abu Dawud)
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan memberikan teman yang baik. Jika dia lupa, temannya mengingatkannya; jika dia ingat, temannya mengawasinya." (HR Ahmad)
Seseorang yang hidup beruzlah tidak akan mempunyai teman yang akan mengingatkannya bila suatu saat dia melakukan suatu kesalahan. Cara-cara menghindari uzlah iaitu memahami dengan sebaik-baiknya hubungan antara teks-teks yang menganjurkan uzlah dan teks-teks yang menganjurkan bercampur baur dengan masyarakat dan mewajibkan berjamaah. Kerana, hidup bermasyarakat merupakan asal (dasar), sedangkan hidup beruzlah merupakan perkara khusus yang dilakukan hanya dalam keadaan darurat, misalnya di waktu tidak ada satu pun di kalangan masyarakat yang berpegang teguh pada ajaran Islam.
Menggunakan metode Islam yang memadukan kehidupan individual dan kolektif. Ini akan mendorong seseorang untuk selalu hidup bermasyarakat dan pada waktu yang sama memperhatikan kepentingan pribadinya. Mengikuti dengan sebenar-benarnya jalan yang ditempuh Rasulullah saw dalam menyebarkan dakwah dan mendirikan masyarakat yang Islami.
Memperhatikan kehidupan makhluk-makhluk di sekitar kita. Kehidupan makhluk-makhluk tersebut satu dengan lainnya saling membantu dan bekerja sama. Sekelompok lebah bekerja sama dalam membangun, membersihkan dan melindungi rumahnya dari serangan musuh. Mereka bekerja sama dalam mencari madu bunga. Apabila makhluk- makhluk tersebut dapat dan selalu bekerja sama dalam kelompoknya, maka kita sebagai manusia yang diberi keistimewaan oleh Allah swt dengan akal, kebebasan berpikir dan kebebasan berkehendak serta dijadikan pemimpin di alam ini seharusnya dapat lebih baik dalam hidup bermasyarakat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
salam,nk mntak izin copy artikel ni bleh.?
Post a Comment